Selasa, 25 Februari 2014

Khuwailid

Menurut beberapa sumber Rasulullah saw menikahi khadijah rha pada bulan Shafar. Menurut Sirah Nabawiyah yang ditulis oleh Syeikh Shafiyyurrahman Al Mubarakfuri Rasulullah muda menikahi khadijah atas prakarsa Nafisah binti Munabbih. Mahar yang diberikan Rasulullah saw berupa unta 20 ekor dengan jarak usia lebih tua khadijah 15 tahun.

Sabtu, 28 Desember 2013

Kisah Indah Sang Khalifah



Siang di bumi Madinah, suatu hari. Matahari tengah benderang.

Teriknya sungguh garang menyapa hampir setiap jengkal kota dan pepasir lembah. Jalanan senyap, orang-orang lebih memilih istirahat di dalam rumah daripada bepergian dan melakukan perniagaan. Namun tidak baginya, lelaki tegap, berwajah teduh dan mengenakan jubah yang sederhana itu berjalan menyusuri lorong-lorong kota sendirian. Ia tidak peduli dengan panas yang menyengat. Ia tak terganggu dengan debu-debu yang naik ke udara. Ia terus saja bersemangat mengayun langkah. Sesekali ekor matanya berkerling ke sana ke mari seperti tengah mengawasi. Hatinya lega, ketika daerah yang dilewatinya sentosa seperti kemarin.

Hingga ketika ia melewati salah satu halaman rumah seorang penduduk, tiba-tiba ia berhenti. Langkahnya surut. Pandangannya tertuju pada anak kecil di sana. Ditajamkan pendengarannya, samar-samar ia seperti mendengar suara lirih cericit burung. Perlahan ia mendatanginya dan dengan lembut ia menyapa bocah laki-laki yang tengah asyik bermain.

"Nak, apa yang berada di tanganmu itu?" Wajah si kecil mendongak, hanya sekilas dan menjawab.

"Paman, tidakkah paman lihat, ini adalah seekor burung," polosnya ringan. Pandangan lelaki ini meredup, ia jatuh iba melihat burung itu mencericit parau. Di dalam hatinya mengalun sebuah kesedihan, "Burung ini tentu sangat ingin terbang dan anak ini tidak mengerti jika mahluk kecil ini teraniaya."

"Bolehkah aku membelinya, nak? Aku sangat ingin memilikinya," suaranya penuh harap. Si kecil memandang lelaki yang tak dikenalnya dengan seksama. Ada gurat kesungguhan dalam paras beningnya. Lelaki itu masih saja menatapnya lekat. Akhirnya dengan agak ragu ia berkata, "Baiklah paman," maka anak kecil pun segera bangkit menyerahkan burung kepada lelaki yang baru pertama kali dijumpainya.

Tanpa menunggu, lelaki ini merogoh saku jubah sederhananya. Beberapa keping uang itu kini berpindah. Dalam genggamannya burung kecil itu dibawanya menjauh. Dengan hati-hati kini ia membuka genggamannya seraya bergumam senang, "Dengan menyebut asma Allah yang Maha Penyayang, engkau burung kecil, terbanglah...terbanglah..."

Maka sepasang sayap itu mengepak tinggi. Ia menengadah hening memandang burung yang terbang ke jauh angkasa. Sungguh, langit Madinah menjadi saksi, ketika senyuman senang tersungging di bibirnya yang seringkali bertasbih. Sayup-sayup didengarnya sebuah suara lelaki dewasa yang membuatnya pergi dengan langkah tergesa. "Nak, tahukah engkau siapa yang membeli burung mu itu? Tahukah engkau siapa lelaki mulia yang kemudian membebaskan burung itu ke angkasa? Dialah Khalifah Umar nak..."

***

Malam-malam di kota Madinah, suatu hari.

Masih seperti malam-malam sebelumnya, ia mengendap berjalan keluar dari rumah petak sederhana. Masih seperti malam kemarin, ia sendirian menelusuri jalanan yang sudah seperti nafasnya sendiri. Dengan udara padang pasir yang dingin tertiup, ia menyulam langkah-langkah merambahi rumah-rumah yang penghuninya ditelan lelap. Tak ingin malam ini terlewati tanpa mengetahui bahwa mereka baik-baik saja. Sungguh tak akan pernah rela ia harus berselimut dalam rumahnya tanpa kepastian di luar sana tak ada bala. Maka ia bertekad malam ini untuk berpatroli lagi.

Madinah sudah tersusuri, malam sudah hampir di puncak. Angkasa bertabur kejora. Ia masih berjalan, meski lelah jelas terasa. Sesekali ia mendongak melabuhkan pandangan ke langit Madinah yang terlihat jelita. Maka ia pun tersenyum seperti terhibur dan memuja pencipta. Tak terasa Madinah sudah ditinggalkan, ia berjalan sudah sampai di luar kota. Dan langkahnya terhenti ketika dilihatnya seorang lelaki yang tengah duduk sendirian menghadap sebuah pelita.

"Assalamu'alaikum wahai fulan," ia menegur lelaki ini dengan santun.

"Apakah yang engkau lakukan malam-malam begini sendirian," tambahnya. Lelaki itu tidak jadi menjawab ketika didengarnya dari dalam tenda suara perempuan yang memanggilnya dengan mengaduh. Dengan tersendat lelaki itu memberitahu bahwa istrinya akan melahirkan. Lelaki itu bingung karena di sana tak ada sanak saudara yang dapat diminta pertolongannya.

Setengah berlari maka ia pun pergi, menuju rumah sederhananya yang masih sangat jauh. Ia menyeret kakinya yang sudah lelah karena telah mengelilingi Madinah. Ia terus saja berlari, meski kakinya merasakan dengan jelas batu-batu yang dipijaknya sepanjang jalan. Tentu saja karena alas kakinya telah tipis dan dipenuhi lubang. Ia jadi teringat kembali sahabat-sahabatnya yang mengingatkan agar ia membeli sandal yang baru.

"Umm Kultsum, bangunlah, ada kebaikan yang bisa kau lakukan malam ini," Ia membangunkan istrinya dengan nafas tersengal. Sosok perempuan itu menurut tanpa sepatah kata. Dan kini ia tak lagi sendiri berlari. Berdua mereka membelah malam. Allah menjadi saksi keduanya dan memberikan rahmah hingga dengan selamat mereka sampai di tenda lelaki yang istrinya akan melahirkan.

Umm Kultsum segera masuk dan membantu persalinan. Allah Maha Besar, suara tangis bayi singgah di telinga. Ibunya selamat. Lelaki itu bersujud mencium tanah dan kemudian menghampirinya sambil berkata, "Siapakah engkau, yang begitu mulia menolong kami?"

Lelaki ini tidak perlu memberikan jawaban karena suara Ummi Kultsum saat itu memenuhi lengang udara, "Wahai Amirul Mukminin, ucapkan selamat kepada tuan rumah, telah lahir seorang anak laki-laki yang gagah."

***

Sahabat, betapa terpesona, mengenang kisah indah Khalifah Umar bin Khatab. Ia adalah seorang pemimpin negara, tapi sejarah mengabadikan kesehariannya sebagai orang sederhana tanpa berlimpah harta. Ia adalah orang yang paling berkuasa, tapi lembaran kisah hidupnya begitu penuh kerja keras dalam mengayomi seluruh rakyatnya. Ia adalah orang nomor satu tapi siang dan malamnya jarang dilalui dengan pengawal. Ia seorang penyayang meski kepada seekor burung. Ia sanggup berlari tanpa henti demi menolong seorang perempuan tak dikenal yang akan melahirkan. Dan ia melakukannya sendiri. Ia melakukannya sendiri.

Kamis, 19 Desember 2013

Keutamaan ilmu


*   Rosulullah bersabda yang artinya : Barang siapa meniti suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.
*   Sayyidina Utsman berkata bahwa Rosulullah bersabda yang artinya: Ada tiga golongan yang diberi izin oleh Allah untuk memberi syafaat pada makhluqNya pada hari kiamat, yaitu: para nabi, para ulama’ kemudian orang-orang yang mati syahid.
*   Abu Hurairah dan Abu Dzar berkata bahwa satu bab yang dari ilmu yang kamu pelajari itu lebih dicintai daripada shalat sunnah 1000 rakaat.

KERASULAN NABI MUHAMMAD SAW


Kenyataan yang tak terbantahkan bahwa nabi Muhammad SAW telah diutus oleh Allah ta’ala kepada semesta alam sebagai peberi kabar gembira dan peringatan . kebenaran ini di dukung oleh mukjizat agung yang Nampak pada diri beliau dan tidak seorangpun mampu menolaknya . setiap orang tentu dia adalah rosul Allah. Dan itu secara tegas membuktikan bahwa sayyiduna Muhammad adalah Rosul Allah.

Selasa, 17 Desember 2013

pengetahuan



Shodaqoh tak harus menggunakan harta
            Sudahkah anda bershodaqoh hari ini?. Mungkin menurut kalian semua kata shodaqoh itu identik dengan mengeluarkan sesuatu yang kita miliki kepada orang lain yang membutuhkan,nammun kenyataan tentang shodaqoh adalah memberikan sesuatu dengan ikhlas untuk orang lain sehingga membuat hati penerimanya bahagia. Jadi shodaqoh itu bisa berupa senyuman, tenaga, atau sekedar perkataan yang bisa menyenangkan hati orang lain.

Minggu, 15 Desember 2013

jangan mengemis...


Jangan Mengemis, Perjuangkan Nasibmu !

EraMuslim.com, IUD -
Jadilah Umar yang lagi sederhana

Turunlah kau dari untamu

Jalankan tugas yang kau sandang dengan sebaiknya

Kamis, 12 Desember 2013

PENTINGNYA PENDIDIKAN AGAMA DI MASA KECIL




      “Semua anak dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah) dan ayah bundanyalah yang membentuknya menjadi yahudi,nasrani dan majusi”.(HR. thabrani dan baihaqi)
     Dari sabda nabi Muhammad saw tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa,semua bayi dilahirkan dalam keadaan suci,tidak ternoda oleh dan bersih. Dalam hal ini peran dan fungsi orang tua sangatlah penting dalam pembentukan karakter yang baik dan akhlaq yang mulia. Karena anak-anak atau lebih tepatnya para pemuda merupakan penerus perjuangan ulama’ dalam amar ma’ruf nahi munkar.oleh karena itu orang tua berperan penting dalam pembentukan karakter anak yang “beriman,berilmu dan beramal”.
Dalam kitab At-tibur Rukhani karya syaikh ibnu jauzi dijelaskan bahwa “sebaik-baik memberikan bimbingan  adalah pada waktu anak masih kecil.jik anak itu sudah besar dia sudah mampunyai semacam tabiat atau kebiasaan dimana dia akan berkembang menurut kebiasaan itu